Kegiatan di Alam Terbuka

Kegiatan di alam terbuka seperti penjelajahan, berkemah, hiking dan lintas alam (cross country) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dan lain-lain.

Kegiatan ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan penelitian, juga bermanfaat untuk mengenal kebesaran Tuhan melalui ciptaan-Nya berupa keanekaragaman hayati yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Kegiatan penjelajahan memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, kegiatan alam terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang matang sebelum pelaksanaan kegiatan untuk mencegah halhal yang tidak diinginkan.

A. Perencanaan Kegiatan Penjelajahan

Penjelajahan adalah kegiatan menelusuri suatu daerah. Mendaki gunung, kegiatan lintas alam (cross country), jurit malam, menelusuri gua, dan sungai termasuk. kegiatan penjelajahan. Kegiatan tersebut dilakukan di gunung, pantai atau sungai.

Kegiatan tersebut membutuhkan persiapan yang matang. Misalnya, persiapan mental, fisik, dan perlengkapan yang memadai. Hal itu untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, tersesat, sakit, atau kehabisan perbekalan.

Banyak kecelakaan yang terjadi dalam kegiatan alam terbuka (KAT) yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh penggiatnya. Sesungguhnya hal ini dapat dihindari dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkegiatan di alam terbuka sehingga mempunyai kemampuan yang memadai.

Kita pasti pernah mendengar peristiwa hilangnya pendaki di gunung saat mendaki. Hal itu bisa dicegah apabila kita telah mempersiapkan kegiatan secara matang. Persiapan bisa dilakukan apabila sebelumnya telah dilakukan perencanaan kegiatan.

Kegiatan akan dapat berjalan dengan baik apabila mulai dari awal suatu kegiatan telah direncanakan baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Suatu rencana yang baik akan membagi kegiatan tersebut menjadi sejumlah tahapan yang mengacu pada waktu yang tersedia dan cakupan pekerjaan.

Keterlambatan dapat terjadi karena harus menunggu selesainya tahapan dan ketidak tahuan kapan pekerjaan lain dapat dimulai. Kita dapat melakukan kegiatan penjelajahan di lingkungan rumah dan di sekolah. Kegiatan penjelajahan melatih kebugaran fisik, kedisiplinan, kerja sama, dan cinta lingkungan.

Kegiatan ini bisa dilakukan dengan bimbingan guru atau orang tua. Dalam melakukan penjelajahan alam perlu direncanakan, diarahkan, dan dikelola secara hati-hati agar risiko dapat ditekan sekecilkecilnya. Agar sukses, kegiatan tersebut direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan berisi kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan. Perencanaan kegiatan perlu mempertimbangkan faktor waktu, cuaca, dan lokasi.

Sebaiknya lokasi penjelajahan tidak terlalu jauh jaraknya. Misalnya, bumi perkemahan di dekat rumah atau sekolah siswa. Apabila terlalu jauh, siswa akan merasa kelelahan dalam perjalanan.

Adapun tahap-tahap perencanaan perjalanan adalah sebagai berikut;

1. Pembekalan kemampuan memilih, mengatur, serta menggunakan peralatan, perlengkapan dan perbekalan selama perjalanan seperti kemampuan teknis menggunakan peta dan kompas, kemampuan ber bivak, membuat api, dsb.

2. Pembekalan kemampuan fisik yang prima. Untuk itu diperlukan latihan fisik yang bisa menjaga dan meningkatkan kebugaran.

3. Pembekalan mental sehingga siap untuk menghadapi tantangan dan kegiatan berat di alam. Kekuatan mental ini hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri sendiri.

4. Pembekalan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan dihadapi. Mencakup bagaimana memilih waktu berkegiatan yang tepat disesuaikan dengan kondisi alam dan lingkungan.

Perencanaan kegiatan bisa dilakukan dengan cara bermusyawarah oleh siswa dibimbing guru. Dengan bermusyawarah semua ikut terlibat dalam mengambil keputusan. Selain itu bermusyawarah melatih mengungkapkan pendapat dan menghargai pendapat orang lain.

Kegiatan perencanaan berisi penentuan rute dan lokasi, waktu pelaksanaan, pemilihan ketua dan seksi-seksi, jadwal kegiatan, dan pemilihan peralatan.

1. Penentuan Rute

Bila kita akan menuju suatu tempat, maka kita harus mengetahui dengan baik tentang cara mencapai tempat tersebut, bagaimana keadaan lingkungan/alam yang akan kita hadapi serta kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut.

Pengetahuan tentang kebiasaan penduduk daerah tersebut sangat perlu agar kita memperoleh penerimaan yang baik dari penduduk setempat.

Hal ini akan kita perlukan karena orang terdekat yang bisa memberikan pertolongan nilai kita mendapat kesulitan adalah penduduk setempat. Informasi tentang hal-hal tersebut dapat kita peroleh dari orang-orang yang pernah mengunjungi daerah tersebut atau dari literatur-literatur yang ada.

Rute kegiatan perlu ditentukan terlebih dahulu. Hal ini agar kegiatan terarah. Misalnya, jalur awal pemberangkatan hingga akhir (finish). Sebaiknya rute yang dipilih tidak terlalu dekat, jauh atau sulit. Apabila terlalu dekat siswa akan merasa bosan. Apabila terlalu jauh dan sulit, siswa akan merasa kelelahan.

Lokasi yang dipilih sebaiknya dekat dengan sekolah sehingga siswa tidak tersesat. Selain itu, guru bisa mengawasi siswa saat kegiatan. Penentuan lokasi dapat meminta pertimbangan guru.

2. Penentuan Waktu Kegiatan

Waktu penjelajahan harus disesuaikan dengan kesibukan siswa. Karena berlangsung cukup lama, kegiatan penjelajahan bisa dilaksanakan saat liburan. Selain itu, penjelajahan harus dilakukan pada pagi hari.

Faktor cuaca sangat menentukan kelancaran penjelajahan. Sebaiknya penjelajahan dilakukan pada musim kemarau. Pada musim hujan, jalan menjadi licin. Selain itu, hujan yang turun tibatiba menganggu kegiatan.

3. Pemilihan Ketua dan Seksi-Seksi

Pemilihan ketua dan seksi-seksi dilakukan agar kegiatan berjalan lancar. Mereka bertugas melaksanakan persiapan kegiatan. Misalnya, mensurvai lokasi, membuat denah, dan membuat dan memasang tanda dan simbol penjelahan serta mempersiapkan peralatan.

Pembagian tugas dimaksudkan untuk memberikan tanggung jawab yang jelas pada panitia.

4. Menentukan Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan disusun untuk memberikan informasi yang pasti tentang kapan kegiatan akan dilaksanakan. Kegiatan penjelajahan bisa diisi dengan kegiatan bakti sosial, aksi membersihkan lingkungan, mencari jejak, lomba-lomba, pentas seni, malam api unggun, dan permainan halang rintang (outbound).

gambar

5. Pemilihan Peralatan

Peralatan yang baik akan sangat membantu kita dalam melakukan kegiatan alam terbuka dan kita akan dapat selalu dalam keadaan sehat untuk melakukan aktivitas karena kita melakukan kegiatan di alam bebas bukan untuk menyiksa diri. Prinsip dalam pemilihan peralatan yang akan kita bawa adalah semua barang yang kita butuhkan ada dalam tas kita dan tidak ada peralatan yang tidak kita butuhkan dalam tas kita.

Secara umum peralatan dapat kita bagi menjadi sebagai berikut;

a. Peralatan dasar, yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti pakaian, peralatan memasak dan makan/minum peralatan MCK dan perlengkapan pribadi.

b. Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau tujuan perjalanan apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing dan sebagainya.

c. Peralatan tambahan, yang bisa dibawa atau tidak dan lebih kepada hal-hal kenyamanan.

Alat kegiatan di alam

Perlengkapan yang akan dibawa disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Peralatan menunjang kelancaran kegiatan. Peralatan tersebut dibawa agar tidak kesulitan saat berkegiatan. Misalnya, pakaian, topi, tas, makanan, dan minuman serta peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).

Kita harus menyadari bahwa kecelakaan dan sakit dapat menimpa siapa saja dan kapan saja serta di mana saja. Untuk itu, kita diharapkan dapat mengerti dan dapat mempraktikkan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).

Prinsip PPPK adalah menolong secara tepat, menolong secara cepat, dan secara hati-hati, serta bersifat sementara. Peralatan PPPK yang dibawa berisi obat-obatan. Misalnya, pembalut luka, obat cuci hama, kain segitiga, kapas steril, plester, perban kain, elastik perban, gunting, pisau kecil, aspirin, oralit, CTM, obat lambung, pil kina, obat batuk, obat sakit tenggorokan, cream sunscreen, lasonil, bioplaceton, lafetran, tetes mata.

Bawalah perlengkapan secukupnya. Jangan membawa perhiasan yang berharga dan benda berbahaya. Benda-benda tersebut membahayakan bila di bawa dalam perjalanan. Benda berbahaya adalah senjata tajam dan mercon.

Pilihlah pakaian yang sesuai untuk penjelajahan. Pilihlah baju dan celana dari bahan katun atau jins. Bahan tersebut ringan dan menyerap keringat. Pilihlah sepatu atau sepatu sandal yang ringan, menutupi mata kaki, dan bersol kasar. Tujuannya agar terhindar dari kotoran dan tergores saat melewati jalan kasar.

B. Ketrampilan Gerak dalam Kegiatan Penjelajahan di Lingkungan Sekolah

Agar menarik, pada saat penjelajahan bisa diisi dengan beberapa kegiatan. bisa dilakukan berbagai kegiatan saat bekemah. Tujuannya sebagai sarana hiburan dan mengisi dengan kegiatan positif.

Kegiatan tersebut dapat disesuaikan dengan lingkungan sekolah. Misalnya, untuk sekolah yang berada di pesisir dapat mengadakan kegiatan di pantai. Untuk sekolah di perkotaan, dapat mengadakan kegiatan di perkampungan. Untuk sekolah yang berada di pedesaan dapat melakukan kegiatan di sekitar desa.

Memang tidak semua aktivitas bisa dilakukan karena keadaan lingkungan sekolah yang berbeda-beda. Namun, kegiatan yang menantang tetap bisa diadakan di manapun. Kegiatan yang menantang lebih menarik dan melatih aspek daya pikir dan fisik siswa. Beberapa kegiatan yang menantang bisa dilakukan saat penjelahan. Misalnya, pertandingan adu cepat (crosscountry), dan mencari jejak.

1. Pertandingan Adu Cepat (Crosscountry)

Pertandingan adu cepat (crosscountry) adalah perlombaan menempuh rute penjelajahan antar kelompok. Permainan ini menguji kekompakan dan ketahanan fisik peserta. Penilaiannya berdasarkan kecepatan waktu dan keutuhan kelompok yang dicapai peserta.

Kelompok yang tercepat dan anggotanya kompak dinyatakan menang. Permainan ini dapat diisi dengan pemberian tugas tertentu di beberapa pos. Misalnya, tugas untuk menjawab pertanyaan tertentu. Kegiatan ini melatih daya pikir siswa.

2. Kegiatan Mencari Jejak (Hikking)

Mencari jejak (hikking) adalah salah satu kegiatan penjelahan. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok karena membutuhkan kerja sama. Tujuan mencari jejak untuk melatih kerja sama dan kemampuan memecahkan masalah.

gambar

Kegiatan mencari jejak dan sandi dilakukan dengan menemukan tanda-tanda dan sandi yang terdapat di sepanjang rute perjalanan. Contoh tanda yang bisa digunakan dalam hikking adalah tanda batu. Misalnya, tiga buah batu besar dan sebuah batu kecil yang dijajarkan lurus tanda jalan lurus.

Selain menyenangkan, kegiatan ini juga melatih daya pikir dan kecermatan. Sandi-sandi tersebut dibuat oleh panitia. Peserta diberi kunci untuk memahami sandi tersebut. Tugas peserta memecahkan arti sandi tersebut. Selain itu, juga diberikan kegiatan menemukan jejak tertentu. Perintah untuk menemukan jejak tersebut dibuat oleh panitia. Perintah tersebut dimasukkan dalam amplop. Peserta yang menyelesaikan tugas dengan benar mendapat nilai. Peserta yang gagal tidak mendapat nilai.

3. Lomba PPPK

Saat perkemahan bisa diadakan lomba PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) secara beregu. Isinya lomba menolong orang yang kecelakaan. Misalnya, membalut luka. Yang dinilai adalah kecepatan waktu dan ketepatan menangani korban. Kegiatan ini melatih kerja sama dan menerapkan pola hidup sehat. Siswa yang ikut lomba akan mendapat pengetahuan mengenai kesehatan.

C. Ketrampilan Dasar Penyelamatan Penjelajahan

Penyelamatan adalah tindakan yang sangat diperlukan dalam kegiatan apa pun terutama dalam penjelajahan di alam bebas, seperti hutan, gunung, sungai, dan pantai. Seorang pecinta alam harus memiliki keterampilan dasar penyelamatan untuk diri sendiri maupun orang lain. Banyak kecelakaan yang terjadi dalam kegiatan alam terbuka (KAT) yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Misalnya, tindakan penyelamatan (search and rescue). Kegiatan SAR bertujuan untuk mencari dan menolong, secara efektif dan efisien, jiwa manusia dan sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan (distress). Dalam kegiatannya, pelak-sanaan SAR, berpegang pada prinsip cepat, cermat, dan cekatan (3C). Hal ini berarti:

  1. Anggota unit SAR harus dapat berpikir dan bertindak cepat sesaat setelah mendengar berita kecelakaan atau kehilangan.
  2. Anggota unit SAR harus dapat membuat strategi dengan cermat, dengan persiapan dan perhitungan yang matang dan terkoordinasi.
  3. Anggota unit SAR harus dapat melaksanakan strategi yang telah dibuat dengan cekatan dengan teknik yang terlatih dan berdisiplin tinggi.

Jika dalam penjelajahan alam bebas ada yang hilang, selamatkan dia atau survivor dan jangan pernah menunda waktu untuk melakukan pencarian. Adapun teknik pencarian, antara lain:

  1. dapatkan informasi awal secepatnya dengan menghubungi tim SAR;
  2. membentuk garis pembatas untuk mengurung survivor;
  3. periksa tempat-tempat pencarian potensial;
  4. lacak suatu jejak atau sesuatu yang ditingalkan survivor;
  5. apabila sudah ditemukan beri perawatan pertama dan bawa ke titik penyerahan untuk perawatan lebih lanjut.

Perawatan untuk korban yang sudah ditemukan adalah dengan melakukan tindakan PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Ketrampilan pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain berhenti bernafas, pendarahan parah, shok, dan patah tulang.

Keterampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) terdiri atas beberapa tindakan, yaitu PPPK bagi seseorang yang mengalami berhenti bernafas, pendarahan parah, shok, dan patah tulang.

1. Tindakan P3K bagi Pasien Berhenti Bernafas

Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan napas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut atau hidung adalah sebagai berikut;

a. Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas.

b. Rahang ditarik sampai mulut terbuka.

c. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya. Untuk orang dewasa udara ditiupkan ke mulut atau hidung korban secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit. Untuk anakanak ditiupkan 20 kali tiap menit.

2. Tindakan P3K bagi Korban Sengatan Listrik

Caranya adalah sebagai berikut;

a. Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering.

b. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban.

c. Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang.

3. Tindakan P3K bagi Pasien Pendarahan Parah

Caranya adalah sebagai berikut;

a. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuatkuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.

Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.

b. Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.

c. Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, Untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.

4. TindakanP3K bagi Penderita Shok

Tanda-tanda shok adalah denyut nadi cepat tapi lemah, lemas, muka pucat, kulit dingin, keringat dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil, merasa haus, mual, nafas tidak teratur, dan tekanan darah sangat rendah. Pertolongan pertama mengurangi shok antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut;

  1. Baringkan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak. Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
  2. Selimuti pasien dan hindarkan dari udara dingin.
  3. Usahakan pasien tidak melihat lukanya.
  4. Berikan nafas buatan.

5. Tindakan P3K Patah Tulang

Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.

Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan.

Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang. Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.