Table of Content

Semangat Kebangsaan dan Jiwa Beragama dalam Sidang BPUPKI dan PPKI

Pembahasan tentang latar belakang, berarti kita melihat suasana kebatinan proses penyusunan konstitusi pertama (Pancasila dan UUD 1945). Dalam hal ini terdapat dua suasana kebatinan dalam mengungkapkan permasalahan konstitusi pertama. Pertama, tingginya semangat kebangsaan dan jiwa beragama para pendiri negara dalam sidang BPUPKI dan PPKI. Kedua, latar belakang sejarah dalam proses penyusunan konstitusi pertama.

Semangat kebangsaan tampak pada para tokoh yang terlibat dalam diskusi pada sidang BPUPKI dan PPKI. Mereka memiliki kesadaran bahwa bangsa kita memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah dari bangsa lain. Oleh karena itu, dalam merumuskan pandangan hidup, mereka tidak mengambil ide yang ada pada kebudayaan bangsa lain, sekalipun mereka memahami berbagai ide dari luar. Misalnya Ir. Soekarno menyebut ideologi Cina, ideologi nasionalime, Jerman aman Hitler, dan pandangan hidup Rusia. Semua itu, dijadikan sebagai bahan perbandingan.

Jiwa keanekaragaman beragama tampak jelas dalam membahas dasar negara. Agama (yang berkaitan dengan sila pertama) menjadi titik perhatian utama. Keseriusan dalam menempatkan agama pada posisi yang tepat dalam kehidupan bernegara, tampak dalam pidato Bung Karno di depan sidang pleno II BPUPKI tanggal 14 Juli 1945.

Pancasila lahir dari sumber budaya dan sumber ajaran agama. Budaya bangsa Indonesia memiliki nilai luhur dan layak untuk dijadikan landasan bernegara. Ajaran agama khususnya memiliki nilai-nilai yang lengkap dan luhur. Nilai-nilai itu dikristalisasikan untuk melahirkan Pancasila, oleh para pendiri bangsa secara arif dan bijaksana. Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila memiliki unsur-unsur yang ada dalam kebudayaan, adat dan agama-agama yang ada di Indonesia.

Posting Komentar